ATM Terblokir, Warga Bali Terpaksa Harus Beli Tiket Nonton Indonesia Vs Cina Lewat Calo

Ibriza Fasti Ifhami/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nanda (29), seorang warga Bali, tampak sedang duduk pada satu dari beberapa bangku yang disediakan di sepanjang jalan Pintu Kuning, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Rabu (4/6/2025).

Saat ditemui Tribunnews.com sekira pukul 17.10 WIB, di samping kiri pria yang mengenakan kaus berwarna kuning itu terdapat paperbag berisi jersey Timnas Indonesia berwarna merah.

Nanda mengaku baru saja membeli jersey tersebut di toko resmi penjual jersey skuad Garuda dengan harga Rp1,3 juta.

Jersey tersebut sengaja dibelinya untuk menyambut pertandingan sepak bola yang mempertemukan Timnas Indonesia vs Tim Nasional Cina.

Laga tersebut akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025.

"Seumur-umur baru pertama kali untuk nonton langsung di GBK. Sebelumnya nonton di televisi aja. Kenapa saya mau nonton, karena saya mau merasakan atmosfernya," ungkap Nanda, saat ditemui, Rabu (4/6/2025).

Sementara itu, Nanda menyebut, dia terpaksa membeli tiket menonton laga Indonesia vs Cina melalui calo.

Hal itu dilakukannya lantaran dia terkendala saat melakukan pembayaran untuk membeli tiket di situs resmi penjualan tiket laga tersebut.

"Kemarin sempat war tiket, kebetulan PSSI kerja sama dengan Livin by Mandiri Suka itu kan kalau enggak salah, nah pembeliannya harus lewat m-banking Mandiri kan, saat itu m-banking saya terblokir, ya mau enggak mau harus lewat calo belinya," jelasnya.

Kata Nanda, dia berhasil mendapatkan tiket tersebut setelah dibantu oleh seorang kawannya di Bali.

"Akhirnya dapat (tiket) dari teman ke teman. Teman ada kenalan dengan ultras, dapat tiket dari ultras. Kemarin Rp 1 juta untuk (posisi duduk menonton) di Tribun Selatan (SUGBK)," ungkapnya.

Meski demikian, Nanda mengatakan, dia memang sempat kesulitan untuk mencari tiket. 

Dia sempat memburu tiket laga Indonesia vs Cina melalui media sosial Facebook dan X. Namun, menurutnya, kesulitan itu terletak pada banyaknya akun penipuan penjual tiket.

"70 persen kebanyakan banyak yang nipu. Banyak yang minta DP dulu. Kalau untuk diajak ketemuan langsung mereka enggak mau," tutur Nanda.